Jumat, 03 April 2020

COVID 19 : Apa, Situasi dan Refleksi



Sejarah dunia telah mencatat tentang wabah yang pandemi, seperti : Flu Spanyol, Flu Burung, Ebola dan lain-lain. Pada penghujung tahun 2019, bermuculan sejumlah kasus di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina dengan penyebabnya tak diketahui yang memiliki gejala demam, rasa letih/lesu, batuk dan kesulitan bernapas sebagai gejala utama. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamakan virus itu Corona Virus Disease – 19.

Apakah Virus Corona itu ?
                Virus Corona adalah virus RNA untai positif yang beruntai tunggal yang tidak tersegmentasi. Virus-virus corona termasuk dalam ordi Nidovirales, keluarga Coronaviridae, dan sub-keluarganya Orthocoronavirinae, yang dibagi menjadi kelompok (marga) α, β, dan δ sesuai dengan karakteristik serotiptik dan genomiknya. Virus Corona termasuk dalam gerus Coronavirus dari keluarga Coronaviridae. Ini dinamai sesuai dengan tonjolan berbentuk karangan bunga di selubung virus.

Situasi di Indonesia
                Indonesia menjadi salah satu negara yang telah terdeteksi virus corona (COVID-19). Kasus nya pertama yang terjadi di Depok, Jawa Barat. Menurut Jokowi, COVID-19 berawal dari satu keluarga seorang ibu (64 tahun) dan putrinya (31 tahun). Mereka diduga tertular karena kontak dengan WNA Jepang yang datang ke Indonesia. Rupanya mereka terjangkit virus saat berdansa dengan WNA Jepang di sebuah klub malam di Jakarta 14 Februari yang lalu. Namun, sampai saat ini (03/04) jumlah pasien positif 1.986, sembuh 134, meninggal 181. Baru-baru ini banyak sekali video di media sosial beredar mengenai penolakan sejumlah warga terhadap pasien positif corona yang meninggal. Sangat disayangkan, bentuk kepedulian masyarakat terhadap pasien yang meninggal sangat tidak mengaktualisasikan sila ke – 3 “ Kemanusiaan yang adil dan beradab” . Indonesia dikenal dengan ramah, sifat gotong royong dan murah senyumnya, pada wabah saat ini semuanya itu seperti pecahan kaca yang menancap perih di hati.
Refleksi terhadap Covid-19
                Bagaimana refleksi terhadap COVID-19? Sebagai makhluk sosial yang tidak terlepas dari orang lain. Kita sepatutnya bersama-sama untuk mencegah penularan virus ini, bersama-sama melakukan social distancing menjaga jarak setidaknya 2 meter dari orang lain dan menghindari kerumunan untuk mencegah penularan penyakit.  Baru-baru ini banyak sekali video di media sosial beredar mengenai penolakan sejumlah warga terhadap pasien positif corona yang meninggal. Sangat disayangkan, bentuk kepedulian masyarakat terhadap pasien yang meninggal sangat tidak mengaktualisasikan sila ke – 2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab” . Indonesia dikenal dengan ramah, sifat gotong royong dan murah senyumnya, pada saat wabah semuanya itu seperti pecahan kaca yang menancap perih di hati. Siapapun dan dimanapun , orang kaya atau orang miskin, presiden, menteri, ojol , dan lain-lain bisa mengalami penyakit ini. Harapannya sebagai masyarakat Indonesia kita mampu untuk mewujudkan sebuah persatuan dari pandemic ini untuk mencapai keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.